Manufacturing Software Buatan Luar Negeri Sulit Diterapkan Indonesia

Software Manufaktur dan Produksi buatan luar negeri banyak yang sudah terkenal dan dipakai oleh banyak perusahaan di seluruh dunia. Namun perusahaan di Indonesia mengalami kesulitan dalam penerapannya karena environment atau lingkungan di Indonesia yang unik.

Kita kenal banyak software ERP manufacturing dan produksi buatan luar negeri yang sudah terbukti kehandalannya, seperti SAP dan Oracle. Software-software ini bukan hanya digunakan oleh perusahaan besar di suatu negara, tapi sudah digunakan oleh perusahaan-perusahaan terbesar di dunia.

Jika software-software ini sudah terbukti bisa berjalan dengan baik di perusahaan-perusahaan besar, bukankah software ini juga pasti akan berjalan baik di perusahaan manufaktur di Indonesia?

Belum tentu.

Ada beberapa penyebab software-software kelas dunia ini sulit diterapkan di Indonesia, diantaranya:

Budaya dan lingkungan pendukung yang berbeda

Software manufacturing yang terintegrasi hanya bisa berjalan dengan baik jika semua data yang dibutuhkan tersedia secara akurat dan pada waktu yang tepat. Misalnya saja, jika perusahaan belum menerima invoice pembelian bahan baku, sistem akan mengalami kesulitan untuk menghitung harga pokok produksi karena harga perolehannya belum tercatat. Sedangkan proses berikutnya sudah harus berjalan, dimana barang yang sudah jadi perlu dimasukan ke gudang dan bahkan dijual.

Keterlambatan pengentrian data akan menyebabkan sistem tidak dapat berjalan dengan baik. Berbeda dengan di luar negeri, terkadang budaya dan situasi lapangan di Indonesia berbeda, sehingga dapat mengakibatkan data yang terlambat.

Proses bisnis yang belum terstandarisasi dengan baik

Perusahaan yang sangat besar biasanya akan mendapat banyak tekanan dari pihak investor maupun pihak pemerintahan. Oleh karena itu mereka dituntut untuk mempunyai sistem yang terorganisir dengan baik. Dari mulai sistem dan prosedur, sampai ke perampingan proses biasanya sudah dilaksanakan dengan bantuan konsultan manajemen.

Perusahaan dengan skala yang lebih kecil seringkali belum memiliki sistem dan proses bisnis yang terstandarisasi. Ini menjadi salah satu kesulitan dalam pengimplementasian sistem apapun dalam suatu perusahaan, baik itu ERP, Accounting, CRM, ataupun HRIS.

Penerapan implementasi seringkali menjadi mundur karena faktor bisnis proses. Konsultan harus merapikan dan bahkan merampingkan dulu bisnis proses yang ada agar implementasi bisa berjalan dengan baik.

Fokus pada manajemen perubahan atau change management yang kurang

Implementasi software membawa suatu perubahan besar, terutama bagi para karyawan mulai dari jajaran paling atas sampai ke jajaran paling bawah. Perusahaan seringkali mengabaikan change management dari suatu implementasi.

Manusia pada dasarnya tidak suka perubahan. Penerapan sistem ERP atau software manufacturing akan sangat berpengaruh pada pekerjaan karyawan yang terlibat. Misalnya saja, pengentrian data suatu transaksi yang tadinya mudah menggunakan excel dan hanya sedikit yang perlu dimasukan, dengan ERP sistem data yang dimasukan menjadi lebih banyak dan harus mengerti navigasi untuk membuka bagian untuk memasukan data.

Dari pengalaman kami, banyak komplain para karyawan dalam menerapkan software manufacturing dalam hal pekerjaan yang bertambah. Tanpa adanya suatu arahan yang jelas dengan mengutamakan keuntungan yang diterima, serta penyesuaian aturan, para karyawan akan sulit untuk berubah.

Jadi bagaimana solusinya?

Dari pengalaman kami selama lebih dari 20 tahun membantu perusahaan manufacturing di Indonesia, jalan keluarnya adalah dengan menerapkan sistem “hybrid”.

Sistem Hybrid yang telah dilakukan oleh BSC dan terbukti berjalan dengan baik adalah dengan menggabungkan keunggulan software ERP yang sudah terbukti dengan custom software development untuk proses produksi. Kemudian dilakukan integrasi diantara kedua sistem tersebut.

Perlu diperhatikan dalam mendevelop sistem produksi, yang utama diperlukan konsultan yang berpengalaman dengan bisnis proses perusahaan manufacturing. Keunggulan teknis menurut kami adalah hal kedua.

Pengalaman dalam pengintegrasian sistem ERP dengan custom made software produksi juga sangat penting agar semua berjalan dengan baik. Dalam pengalaman kami mendevelop integrasi dengan Sage, BPCS, dan SAP, ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah dikemudian hari.

Perhatikan hal-hal diatas jika anda mempunyai rencana untuk menerapkan software ERP untuk manufacturing, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Jika Anda ingin mendiskusikan kebutuhan software ERP di perusahaan Anda, BSC dapat membantu Anda. Hubungi kami melalui form dibawah dan jelaskan kebutuhan Anda saat ini. Kami siap membantu.

Contact BSC