Prioritas Utama Untuk Pemimpin HR Di Tahun 2021

Karena peningkatan Covid-19 yang pesat, banyak negara di dunia mengumumkan pembatasan yang lebih ketat sebelum akhir tahun 2020. Selain kekacauan karena pandemik, model bisnis yang baru, teknologi disruptif, dan cara kerja yang agile terus mengubah cara kita bekerja.

Sebelum Covid-19, bekerja dari rumah didorong oleh kemajuan teknis dan perubahan budaya. Namun, sekarang tidak lagi demikian. Pergi ke kantor sudah bukan menjadi hal biasa lagi di masa mendatang. 

Berikut adalah beberapa prioritas utama bagi para pemimpin HR di dunia baru.

Privasi Data Dalam Bekerja Secara Remote 

Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang berlaku pada 25 Mei 2018 mengatakan bahwa organisasi harus menerapkan sistem dan alat untuk menjaga keamanan data mereka. Sistem ini dirancang dengan mempertimbangkan ruang kantor fisik. Bagaimana bisnis dapat mencapai kepatuhan peraturan tersebut dalam kebiasaan baru? Pemimpin HR harus meninjau penilaian dampak perlindungan data dan mengidentifikasi resikonya. Privasi data dan kepatuhan peraturan perlindungan data umum dapat menjadi salah satu tantangan terbesar jika bisnis Anda tidak menawarkan atau membatasi kerja fleksibel di masa lalu.

Keamanan Data Dalam Bekerja Secara Remote

Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk mengatur ulang dan menemukan kembali cara kita bekerja. Laporan kejahatan dunia maya Europol tahun 2020 menyoroti bahwa penjahat dunia maya memanfaatkan situasi ketika kita semua paling rentan. Covid-19 telah mempercepat ancaman yang ada seperti manipulasi psikologis, phishing, serangan ransomware, dan pengalihan kartu SIM. Kejahatan dunia maya terhadap lembaga keuangan meningkat 238% selama 4 bulan pertama pandemi. Para hackers menargetkan celah antara proses dan teknologi dalam rantai pasokan. Lonjakan mendadak dalam bekerja dari rumah telah menggoda kriminal dunia maya untuk mengeksploitasi kerentanan jaringan dan infrastruktur IT.

Membuat Keputusan Dengan Informasi Yang Terbatas

Orang-orang yang memiliki berbagai kepentingan dalam organisasi masih mencari pemimpin yang baik untuk memimpin. Mungkin sulit bagi para pemimpin dengan 90% tenaga kerjanya di rumah untuk membantu semua orang bekerja sama dan menyelaraskan tujuan bersama. Menunda keputusan karena data yang terbatas mungkin masuk akal ketika bisnis berjalan seperti biasa, tetapi dalam keadaan normal baru ini yang ditentukan oleh urgensi dan kurangnya data, menunggu untuk memutuskan berarti sudah mengambil keputusan itu sendiri. Pemimpin HR harus menolak model hierarki dan melibatkan lebih banyak pemilik kepentingan. Mereka harus mendorong pendapat yang berbeda dan ide debat. Pendekatan ini dapat menghasilkan keputusan yang lebih cerdas tanpa mengurangi kecepatan.

Pertahanan di Masa Perubahan yang Sulit

Pandemi mempunyai banyak efek samping yang tidak diinginkan; stres dan kesulitan ekonomi adalah beberapa di antaranya. Pemimpin harus cepat beradaptasi dengan normal baru, mengelola stres (emosional, kognitif, perilaku dan fisik) dan terus memimpin. Anda dapat mengatakan banyak hal, tetapi yang terpenting adalah apa yang Anda lakukan. Ini adalah masa-masa sulit, dan siapa pun bisa hancur ketika berada dalam serangkaian situasi sulit. Mungkin tidak ada hubungan langsung antara kepemimpinan dan ketahanan pribadi; namun, ketahanan dapat dibangun melalui kepemimpinan. Pemimpin SDM harus fokus pada membangun organisasi yang tangguh daripada hanya berkonsentrasi pada efisiensi atau produktivitas.

Proposisi Nilai Karyawan

Kewajiban pembatasan operasional yang terjadi akibat pandemi telah mempengaruhi berbagai organisasi di beberapa sektor. Covid-19 telah mengikis komitmen organisasi yang dapat menurunkan loyalitas karyawan. Dalam istilah awam, employee value proposition (EVP) terdiri dari gaji karyawan, pembayaran liburan, kebijakan SDM, budaya dan nilai organisasi. EVP yang terencana dengan baik sangat penting untuk loyalitas karyawan dan lingkungan kerja yang positif, dan harus dipelihara secara sadar oleh para pemimpin HR.

Keterlibatan Karyawan

Tidak dapat disangkal bahwa, terlepas dari efek negatif Covid-19, kita telah banyak belajar mengenai ketangkasan dalam bekerja dan bagaimana teknologi dapat mendukungnya. Dalam keadaan normal baru, keterlibatan karyawan tidak boleh ditinggalkan. Komitmen emosional dan motivasi untuk tetap berkomitmen pada bisnis serta visi dan tujuannya sangatlah penting.

forwardHR merupakan software HRIS terintegrasi yang dirancang khusus oleh BSC secara fleksibel untuk memenuhi kebutuhan HR di setiap perusahaan.

Jika Anda ingin mendiskusikan kebutuhan software HRIS di perusahaan Anda, BSC dapat membantu Anda. Hubungi kami melalui form dibawah dan jelaskan kebutuhan Anda saat ini. Kami siap membantu.

Contact BSC